Kamis, 25 Oktober 2012

Orang SUKSES CIPUTRA


CIPUTRA
MAESTRO REAL ESTATE INDONESIA

Ciputra. Dialah pelopor bisnis properti modern di Indonesia dan pendiri sekaligus ketua umum pertama REI (perhimpunan  perusahaan real estate Indonsia), sehingga dijuluki Bapak Real estate Indonesia. Ciputra juga orang Indonesia pertama yang dipercaya menjadi World President FIaBCI, organisasi pengusaha realestast internasional. Bagi para konsumen properti, nama Ciputra telah menjadi brand yang menjanjikan kualitas produk sekaligus prospek investasi yang menguntungkan. Di kalangan pelaku bisnis properti, Ciputra identik dengan raksasa bisnis yang sering menjadi rujukan sekaligus pesaing.
Karya-karya besar Ciputra begitu beragam, karena hampir semua subsektor properti dijamahnya. Ia kini mengendalikan 5 kelompok usaha Jaya, Metropolitan, Pondok Indah, Bumi Serpong Damai, dan Ciputra Development yang masing-masing memiliki bisnis inti di sektor properti. Proyek kota barunya kini berjumlah 11 buah tersebar di Jabotabek, Surabaya, dan di Vietnam dengan luas lahan mencakup 20.000 hektar lebih. Ke-11 kota baru itu adalah Bumi Serpong Damai, Pantai Indah Kapuk, Puri Jaya, Citraraya Kota Nuansa Seni, Kota Taman Bintaro Jaya, Pondok Indah, Citra Indah, Kota Taman Metropolitan, CitraRaya Surabaya, Kota Baru Sidoarjo, dan Citra Westlake City di Hanoi, Vietnam. Proyek-proyek properti komersialnya, juga sangat berkelas dan menjadi trend setter di bidangnya. Lebih dari itu, proyek-proyeknya juga menjadi magnit bagi pertumbuhan wilayah di sekitarnya. Perjalanan bisnis Ciputra dirintis sejak masih menjadi mahasiswa arsitektur Institut Teknologi Bandung. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, teman kuliahnya, sekitar tahun 1957 Ciputra mendirikan PT Daya Cipta. Biro arsitek milik ketiga mahasiswa tersebut, sudah memperoleh kontrak pekerjaan lumayan untuk masa itu, dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Proyek yang mereka tangani antara lain gedung bertingkat sebuah bank  di Banda Aceh. Tahun 1960 Ciputra lulus dari ITB. Ke Jakarta…Kita harus ke Jakarta, sebab di sana banyak pekerjaan, ujarnya kepada Islamil Sofyan dan Budi Brasali. Keputusan ini menjadi tonggak sejarah yang menentukan  jalan hidup Ciputra dan kedua rekannya itu. Dengan bendera PT Perentjaja Djaja IPD, proyek bergengsi yang ditembak Ciputra adalah pembangunan pusat berbelanjaan di kawasan senen. Dengan berbagai cara, Ciputra adalah berusaha menemui Gubernur Jakarta ketika itu, Dr. R. Soemarno, untuk menawarkan proposalnya. Gayung bersambut. Pertemuan dengan Soemarno kemudian ditindak lanjuti dengan mendirikan PT Pembangunan Jaya, setelah terlebih dahulu dirapatkan dengan Presiden Soekarno. Setelah pusat perbelanjaan Senen, proyek monumental Ciputra di Jaya selanjutnya adalah Taman Impian Jaya Ancol dan Bintaro Jay. Melalui perusahaan yang 40% sahamnya dimiliki Pemda DKI inilah Ciputra menunjukkan kelasnya sebagai entrepreuneur sekaligus profesional yang handal dalam menghimpun sumber daya yang ada menjadi kekuatan bisnis raksasa. Grup Jaya yang didirikan tahun 1961 dengan modal Rp. 10 juta, kini memiliki total aset sekitar Rp. 5 trilyun. Dengan didukung kemampuan lobinya, Ciputra secara bertahap juga mengembangkan jaringan perusahaannya di luar Jaya, yakni Grup Metropolitan, Grup Pondok Indah, Grup Bumi Serpong Damai, dan yang terakhir adalah Grup Ciputra. Jumlah seluruh anak usaha dari Kelima grup itu tentu di atas seratus, karena anak usaha Grup Jaya saja 47 dan anak usaha Grup Metropolitan mencapai 54. Mengenai hal ini, secara berkelakar Ciputra mengatakan: Kalau anak kita sepuluh, kita masih bisa mengingat namanya masing-masing. Tapi kalau lebih dari itu, bahkan jumlahnya pun susah diingat lagi. Fasilitas merupakan unsur ketiga dari 10 faktor yang menentukan kepuasan pelanggan. Konsumen harus dipuaskan dengan pengadaan fasilitas umum dan fasilitas sosial selengkapnya. Tapi fasilitas itu tidak harus dibangun sekaligus pada tahap awal pengembangan. Jika fasilitas selengkapnya langsung dibangun, harga jual akan langsung tinggi. Ini tidak akan memberikan keuntungan kepada para pembeli pertama, selain juga merupakan resiko besar bagi pengembang. Ciputra memiliki saham di lima kelompok usaha (Grup Jaya, Grup Metropolitan, Grup Pondoh Indah, Grup Bumi Serpong Damai, dan Grup Ciputra).  Dari Kelima kelompok usaha itu, Ciputra tidak menutupi bahwa sebenarnya ia meletakkan loyalitasnya yang pertama kepada Jaya. Pertama, karena ia hampir identik dengan Jaya. Dari sinilah jaringan bisnis propertinya dimulai. Sejak perusahaan itu dibentuk tahun 1961, Ciputra duduk dalam jajaran direksinya selama 35 tahun: 3 tahun pertama sebagai direktur dan 32 tahun sebagai direktur utama, hingga ia mengundurkan diri pada tahun 1996 lalu dan menjadi komisaris aktif. Kedua, adalah kenyataan bahwa setelah Pemda DKI, Ciputra adalah pemegang saham terbesar di Jaya. PT Metropolitan Development adalah perusahaannya yang ia bentuk tahun 1970 bersama Ismail Sofyan, Budi Brasali, dan beberapa mitra lainnya. Kelompok usaha Ciputra ketiga adalah Grup Pondok Indah (PT Metropolitan Kencana) yang merupakan usaha patungan antara PT Metropolitan Development dan PT Waringin Kencana milik Sudwikatmono dan Sudono Salim. Grup ini antara lain mengembangkan Perumahan Pondok Indah dan Pantai Indah Kapuk. Kelompok usaha yang keempat adalah PT Bumi Serpong Damai, yang didirikan awal tahun 1980-an. Perusahaan ini merupakan konsorsium 10 pengusaha terkemuka – antara lain Sudono Salim, Eka Tjipta Widjaya, Sudwikatmono, Ciputra dan Grup Jaya – yang mengembangkan proyek Kota Mandiri Bumi Serpong Damai seluas 6.000 hektar, proyek jalan tol BSD – Bintaro Pondok Indah, dan lapangan golf Damai Indah Golf. Grup Ciputra adalah kelompok usahanya yang Kelima. Grup usaha ini berawal dari PT Citra Habitat Indonesia, yang pada awal tahun 1990 diakui sisi seluruh sahamnya dan namanya diubah menjadi Ciputra Development (CD). Ciputra menjadi dirutnya dan keenam jajaran direksinya diisi oleh anak dan menantu Ciputra. Pertumbuhan Ciputra Development belakangan terasa menonjol dibandingkan keempat kelompok usaha Ciputra lainnya. Dengan usia paling muda, CD justru yang pertama go public di pasar modal pada Maret 1994. Baru beberapa bulan kemudian Jaya Real properti menyusul. Total aktiva CD pada Desember 1996 lalu berkisar Rp. 2,85 triliun, dengan laba pada tahun yang sama mencapai Rp. 131,44 miliar. CD kini memiliki 4 proyek skala luas: Perumahan Citra 455 Ha, Citraraya Kota Nuansa Seni di Tangerang seluas 1.000 Ha, Citraraya Surabaya 1.000 Ha, dan Citra Indah Jonggol. 1.000 Ha. Belum lagi proyek-proyek hotel dan mal yang dikembangkannya, seperti Hotel dan Mal Ciputra, serta super blok seluas 14,5 hektar di Kuningan Jakarta. Grup Ciputra juga mengembangkan Citra Westlake City seluas 400 hektar di Ho Chi Minh City, Vietnam. Pembangunannya diproyeksikan selama 30 tahun dengan total investasi US$2,5 miliar. Selain itu, CD juga menerjuni bisnis keuangan melalui Bank Ciputra, dan bisnis broker melalui waralaba Century 21. Sejak beberapa tahun lalu, Ciputra menyatakan Kelima grup usahanya – terutama untuk proyek-proyek propertinya – ke dalam sebuah aliansi pemasaran. Aliansi itu semula diberi nama Sang Pelopor, tapi kini telah diubah menjadi si Pengembang. “Nama Sang Pelopor terkesan arogan dan berorientasi kepada kepentingan sendiri,” ujar Ciputra tentang perubahan nama itu.









yl� ; o t � ` 0pt;line-height:150%;font-family:"Arial","sans-serif"; mso-ansi-language:FI'>Henry tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Beberapa minggu kemudian ia menghampiri ayahnya dan berkata, “Ayah, sekiranya saya memutuskan untuk kawin, apa yang akan ayah berikan kepada saya?” William Ford berpikir sejenak lalu katanya, “Engkau akan mendapatkan delapan puluh acre (1 acre sama dengan 4072 m2 ) tanah, semua pekayuan yang engkau inginkan dapat engkau potong sendiri untuk sebuah rumah.
“Baiklah”, sorak Henry. Kemudian dia mulai menebangi pepohonan di tanah yang di berikan oleh ayahnya itu. Sebagian untuk dipersiapkan untuk mendirikan sebuah rumah untuk keluarga kelak. Akhirnya apa yang ia inginkan untuk menikahi Clara tercapai. Henry dan Clara menikah pada bulan Apil 1888. Mereka hidup dengan menggarap ladang selama tiga tahun di pemberian ayahnya. Pada suatu malam Henry berkata kepada istrinya, “Clara, saya yakin kita akan lebih sukses, bila kita bisa pindah ke Detroit. Saya akan membuat sebuah kereta kuda di sana. Di sini saya terlalu sibuk!” Henry kemudian menerangkan kepada istrinya tentang gagasan-gagasannya untuk membuat kendaraan yang digerakkan dengan mesin.
Di Detroit ia mendapatkan pekerjaan di perusahaan lampu “Edison” pada malam hari, sedangkan pada siang hari ia membuat kereta kudanya untuk berlari. Selama dua tahun ia belum dapat menciptakan kereta kudanya untuk berlari. Ia telah banyak menghabiskan waktu di bengkelnya yang terbuat dari batu bata sederhana itu, sementara di sekeliling para tetangganya melihat tingkahnya, menganggap Henry telah gila.
“Sebuah kereta kuda!?” kata mereka, “Bila akan bergerak kalau Henry tidak mendorongnya”. Tapi Henry Ford tetap pada pendiriannya. Henry tidak berhenti bekerja di bengkelnya. Ia menumpahkan segala perhatiannya dengan penuh konsentrasi terhadap idenya. “Barang apa yang dikerjakan si dungu itu?” kata orang-orang yang melihat kelakuan Henry itu. Kemudian mereka menyiramnya dengan air. Henry Ford tidak dapat berbuat apa-apa, ia dalam keadaan miskin sekali.
Pada suatu pagi tahun 1893 sebuah kereta kuda, siap untuk diuji coba. Dengan kegigihan yang kuat dan cekatan yang membaja Henry Ford memulai mengoperasikan keretanya, yang sangat membisingkan dan mengeluarkan asap yang mengepul-ngepul di udara. Kereta itu meluncur dari pabriknya menuju jalan raya. Tapi tidak jauh berlari. Baru beberapa kaki saja beranjak dari bengkel tiba-tiba mati, dan tak dapat berkelok karena tidak mempunyai kemudi. Akan tetapi mesin kereta itu kembali hidup dengan demikian kini Henry telah membuktikan kepada orang-orang di sekelilingnya yang selama ini menganggap lucu, dungu, dan tolol, sekarang tidaklah demikian halnya.
Malam itu, Henry si perancang kereta itu merasa sangat puas dan bahagia dengan hasil temuannya. Karya tersebut dirayakannya dengan segelas susu panas, kemudian membantingkan bajunya yang basah oleh keringat itu ke samping perapian, lantas meloncat ke tempat tidur. Untuk menikmati mimpi yang indah yang untuk pertama kalinya setelah meninggalkan tanah pertaniannya.
Ketika kereta ciptaannya diuji coba untuk kedua kalinya, istrinya ikut ambil bagian, yaitu sebagai penumpang. Kreativitas mereka itu menimbulkan sensasi? Beberapa ekor kuda sekonyong-konyong terkejut, lantas lari sekencang-kencangnya tidak tentu arah, ketika kereta Henry itu lewat di dekatnya. Suara kereka itu menimbulkan pekik yang memekakan telinga, lantara kerasnya. Mendadak kereta itu terhenti karena mesinnya mati.
Orang-orang menyaksikan keanehan itu serentak menyerbu, mengelilingi benda yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Serta-merta mereka bersorak, sebagian merasa kagum, tapi sebagian besar menunjukkan rasa cemas. Sejumlah besar dari mereka mengeluhkan suara yang ditimbulkan oleh kereta aneh itu sehingga mengakibatkan kebisingan dan kegaduhan. Karena itu sangat kotor dan kelihatan dan kelihatan membahayakan. Mereka berkata bahwa hal tersebut pasti akan menimbulkan bencana, sehubungan dengan ia tidak dapat dikendalikan. Ia hanya bisa lari lurus memanjat bukit dan meloncati tebing-tebing. Mereka menasihati Henry Ford agar pekerjaan itu diberhentikan saja. Tapi sang “penemu” itu menjawab, “Kereta ini harus lari, dan lari”, tapi itu harus diperbaiki, kata mereka. Ford menjawab spontan “Saya sekarang belum mempunyai dana dan tidak mempunyai koneksi yang dapat membantu saya. Yang saya pikirkan sekarang adalah bagaimana dapat menciptakan sebuah “otomobil”. Bertahun-tahun lamanya Henry memikirkan, bagaimana ia dapat menyempurnakan hasil karyanya itu. Demikianlah sampai ia mampu menunjukkan kepada dunia bahwa ia telah memperbaiki modal yang besar dan kuat, hasil dari gagasan-gagasannya yang semula dianggap gila itu.
Ketika Henry Ford meninggal dunia pada tahun 1947, ia mencapai usia 83 tahun. Sedikit sekali orang yang dapat memahaminya, tetapi berjuta-juta orang tahu bahwa kereta kudanya telah mengelilingi dunia.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar